Terlalu berharap bisa berakhir menyakitkan
Halo, perkenankan saya เล่นบอลออนไลน์ mendokumentasikan pengalamanku ke sebuah cerita yang bakal selalu kekal ini. Pengalaman berkenaan sebuah rasa sedih karena rasa mengharap tersebut, pengalaman yang memberitahu batas perjuangan dan kekesalan sebentar yang membuat kamu pahami diri kita.
Apa kalian tahu apakah bedanya cinta dan perlu? Bila kalian tahu, tulislah ketidaksamaan itu di kotak kometar. Karena saya tidak tahu apakah bedanya dari ke-2 hal itu, apa yang dirasakan seorang ini cinta atau perlu, dan bagaimana dapat hal itu membuat berasa sakit padalah tidak ada fisik yang tersakiti.
Beberapa orang yang yakin pada cinta penglihatan pertama. Saya menyangsikan hal itu, tidak mungkin seorang langsung bisa menyukai waktu pertama kalinya menyaksikan, sesimpel itu cinta? Sampai pada akhirnya saya rasakan hal tersebut langsung, saya tidak tahu apa ini cinta atau cuman rasa sukai yang muncul entahlah darimanakah.
Elok dan semangat. Dua hal tersebut cukup memvisualisasikan figurnya. Saya percaya orang yang menyaksikannya tentu terus menyenanginya apa lagi bila itu musuh tipe. Dan saya sisi dari "orang" itu, tidak punyai penyiapan apa saja yang dapat dihandalkan.
Cuman topik basi dan biasa yang tetap kukirimkan kepadanya melalui pesan Whatsapp. Sukurlah ia ingin membalas, dan ini ialah titik kekeliruanku, tidak paham mana batasananku dan tidak paham jika ia mengkode padaku untuk stop dekatinya.
Kemungkinan dari kalian tahu hati ini, hati saat kalian tahu jika kalian tidak dapat mendapat satu hal yang kalian harapkan tetapi tetap kalian masih berasa mengharap. Mengharap mendapat hal itu, mengharap sukses walau sebenarnya kesuksesan itu telah ditegaskan ketidakberhasilan.
Ini bukanlah kelirunya, terang ini ialah kekeliruanku karena terlampau memaksa takdir dan terlampau tergantung pada keinginan. Saya cuman dapat menjelaskan, "maaf maaf", saat seorang yang saya sayangi menyuruhku stop menyampaikan pesan kepadanya karenanya mengganggunya. Kemungkinan kalian dapat memikirkan begitu sakitnya.
"Hahaha," saya menertawakan diriku sendiri, menertawakan begitu bodoh dan tidak paham malunya saya. Jauh saat sebelum ia menyampaikan pesan itu ia telah mengkode padaku supaya saya mundur. Tetapi karena saya terlampau mengharap suatu hal akan berbeda dan lihatlah hasilnya tidak ada yang berbeda. Saat ini takdir sedang menertawakanku.
Jelas sudah saya ini tidak dapat memperolehnya, tetapi mengapa pemikiran bodohku menyuruhku untuk selalu mengharap. "Dan saat ini lihatlah apa yang saya peroleh," kataku dalam hati pada pemikiran bodohku ini. Ketidaktahuanku lainnya ialah mempersalahkan takdir dan lupa menyimpan kaca di muka diriku. Bagaimanakah mungkin saya dapat memperolehnya bila seorang pria gagah nyaris sebagai figur khusus saja ia tolak, apa lagi saya sang watak sambilan.
Saksikan saat ini, saya terlukai karena ketidaktahuanku sendiri, telah paling betul saya menggenggam prinsipku di dunia pertalian cinta. Ini mengakibatkan karena saya tidak stabil dengan konsep itu. Kemungkinan prinsipku berbeda dengan kalian.
